“Tidak ada orang yang paling menderita, melebihi orang yang tumbuh tidak menjadi dirinya sendiri, tumbuh tidak menjadi jasadnya sendiri, dan tidak menjadi pikirannya sendiri” (‘Aidh Al Qarni) Jika kita mencermati kalimat tersebut, maka seakan-akan ‘Aidh Al-Qarni hendak mengatakan satu hal kepada kita bahwa kunci kebahagiaan terletak pada seberapa besar kita mengenal diri sendiri, dan mengoptimalkan apa yang kita miliki tersebut menjadi sebuah kerja. Menjadi diri sendiri dengan mengenali potensi yang telah dianugerahkan Allah kepada kita. Menjadi diri sendiri dengan mengembangkan keunikan diri. Karena Allah telah menghujamkan potensi yang berbeda pada tiap manusia untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya hingga menghasilkan karya-karya luar biasa.
Seorang bunda Helvy Tiana Rosa misalnya, yang potensi menulisnya telah tampak sejak kelas 3 SD, kemudian ditekuni, digali, dilatih untuk kemudian mencapai tingkat ahli dan mahir sehingga lahirlah karya-karya fenomenal dari tangannya. Karya yang menginspirasi jutaan manusia untuk menjadi lebih baik. Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) adalah salah satunya. KMGP adalah maha karya yang lahir dari sebuah perjuangan menekuni potensi. Tentu saja hal itu terjadi setelah beliau mengetahui dengan pasti bahwa potensi terbesarnya adalah menulis! Tentu saja kita tidak harus menjadi seperti HTR.
Ini hanyalah sebagai contoh saja. Namun yang ingin saya tekankan adalah pentingnya berkarya dengan potensi yang ada dalam diri kita. Kita biasa mengenalnya sebagai bakat. Tapi saya lebih suka menyebutnya sebagai potensi, suatu pemberian Dzat yang Maha Tinggi kepada tiap manusia berupa kemampuan melakukan sesuatu yang lebih dalam suatu bidang tertentu. Lalu muncul pertanyaan, bagaimana jika kita tidak mengenali potensi kita? Sebelum membahasnya lebih jauh, saya ingin mengatakan bahwa tiap orang memiliki potensi berbeda. Ada yang berpotensi dalam bidang tarik suara, dalam bidang olahraga tertentu, dan sebagainya. Setelah memahami hal itu, marilah kita cari potensi diri kita yang sebenarnya.
Muhammad Musrofi dalam bukunya 5 Langkah Melahirkan MahaKarya menyebutkan bahwa ada 8 cara untuk mengenal potensi diri kita. Pertama, kenalilah aktivitas apa yang paling kita cintai. Maka disanalah terdapat potensi luar biasa kita. Aktivitas yang selalu ingin kita lakukan baik dalam keadaan lapang ataupun sempit. Kedua, kenalilah aktivitas apa yang paling membuat kita begitu asyik. Seolah tanpa bosan melakukannya berlama-lama. Begitu enjoy dan tanpa beban ketika sedang mengerjakannya.
Ketiga, kenalilah aktivitas apa yang paling mudah dan cermerlang yang bias kita lakukan. Biasanya jika kita melakukan aktivitas itu akan bersemangat dan merasa tidak kesulitan. Keempat, kenalilah aktivitas yang menjadi impian sejak lama. Sebuah potensi terkadang berasal dari impian masa kecil yang menggerakkan alam bawah sadar untuk mewujudkannya. Seperti Burt Rutan yang ketika masih berusia 14 tahun bermimpi dapat pergi ke luar angkasa dan singgah di bulan. Lalu impian itu menjadi kenyataan setelah ia berhasil membuat SpaceShipOne, sebuah pesawat super cepat luar angkasa pertama di dunia. Kelima, tanyakan pada orang lain tentang potensi yang kita miliki sebenarnya. Agar penilaian yang diberikan lebih bersifat objektif. Terkadang orang lain atau orang terdekat kita lebih mengetahui tentang kemampuan kita ketimbang diri kita sendiri. Keenam, kenalilah aktivitas apa yang paling cepat kita pelajari. Missal suatu keterampilan yang mudah sekali kita mengerti setelah dipelajari, kemudian kita bisa menekuninya sepenuh hati. Ketujuh, kenalilah kecerdasan berganda. Tentu kita sudah mengenal 8 kecerdasan yang sering didengung-dengungkan Profesor Howard Gardner. Kecerdasan linguistic, visual-spasial, intrapersonal, interpersonal, logic-matematik, bodi-kinestetik, musical, dan naturalis. Dari situlah kita bisa mengenal potensi kita yang sesungguhnya. Terakhir, dengan metode kartu panggilan. Yakni mengelompokkan aktivitas-aktivitas yang kita lakukan dalam tiga kelompok. Kelompok pertama, aktivitas yang sesuai potensi. Kelompok kedua, aktivitas yang meragukan. Kelompok ketiga, aktivitas yang tidak sesuai dengan potensi. Lalu carilah dari kelompok pertama aktivitas yang palings sering dilakukan dan kita menyukainya. Begitulah. Jika kita telah mengenal potensi kita, maka tugas selanjutnya adalah mengoptimalkannya hingga kemudian lahirlah karya-karya luar biasa yang membuat dunia takjub dan terpesona. Selamat mencoba!
Sumber: Rafif Amir Ahnaf
Thursday, January 21, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Thursday, January 21, 2010
8 Cara Mengenal Potensi Diri
“Tidak ada orang yang paling menderita, melebihi orang yang tumbuh tidak menjadi dirinya sendiri, tumbuh tidak menjadi jasadnya sendiri, dan tidak menjadi pikirannya sendiri” (‘Aidh Al Qarni) Jika kita mencermati kalimat tersebut, maka seakan-akan ‘Aidh Al-Qarni hendak mengatakan satu hal kepada kita bahwa kunci kebahagiaan terletak pada seberapa besar kita mengenal diri sendiri, dan mengoptimalkan apa yang kita miliki tersebut menjadi sebuah kerja. Menjadi diri sendiri dengan mengenali potensi yang telah dianugerahkan Allah kepada kita. Menjadi diri sendiri dengan mengembangkan keunikan diri. Karena Allah telah menghujamkan potensi yang berbeda pada tiap manusia untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya hingga menghasilkan karya-karya luar biasa.
Seorang bunda Helvy Tiana Rosa misalnya, yang potensi menulisnya telah tampak sejak kelas 3 SD, kemudian ditekuni, digali, dilatih untuk kemudian mencapai tingkat ahli dan mahir sehingga lahirlah karya-karya fenomenal dari tangannya. Karya yang menginspirasi jutaan manusia untuk menjadi lebih baik. Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) adalah salah satunya. KMGP adalah maha karya yang lahir dari sebuah perjuangan menekuni potensi. Tentu saja hal itu terjadi setelah beliau mengetahui dengan pasti bahwa potensi terbesarnya adalah menulis! Tentu saja kita tidak harus menjadi seperti HTR.
Ini hanyalah sebagai contoh saja. Namun yang ingin saya tekankan adalah pentingnya berkarya dengan potensi yang ada dalam diri kita. Kita biasa mengenalnya sebagai bakat. Tapi saya lebih suka menyebutnya sebagai potensi, suatu pemberian Dzat yang Maha Tinggi kepada tiap manusia berupa kemampuan melakukan sesuatu yang lebih dalam suatu bidang tertentu. Lalu muncul pertanyaan, bagaimana jika kita tidak mengenali potensi kita? Sebelum membahasnya lebih jauh, saya ingin mengatakan bahwa tiap orang memiliki potensi berbeda. Ada yang berpotensi dalam bidang tarik suara, dalam bidang olahraga tertentu, dan sebagainya. Setelah memahami hal itu, marilah kita cari potensi diri kita yang sebenarnya.
Muhammad Musrofi dalam bukunya 5 Langkah Melahirkan MahaKarya menyebutkan bahwa ada 8 cara untuk mengenal potensi diri kita. Pertama, kenalilah aktivitas apa yang paling kita cintai. Maka disanalah terdapat potensi luar biasa kita. Aktivitas yang selalu ingin kita lakukan baik dalam keadaan lapang ataupun sempit. Kedua, kenalilah aktivitas apa yang paling membuat kita begitu asyik. Seolah tanpa bosan melakukannya berlama-lama. Begitu enjoy dan tanpa beban ketika sedang mengerjakannya.
Ketiga, kenalilah aktivitas apa yang paling mudah dan cermerlang yang bias kita lakukan. Biasanya jika kita melakukan aktivitas itu akan bersemangat dan merasa tidak kesulitan. Keempat, kenalilah aktivitas yang menjadi impian sejak lama. Sebuah potensi terkadang berasal dari impian masa kecil yang menggerakkan alam bawah sadar untuk mewujudkannya. Seperti Burt Rutan yang ketika masih berusia 14 tahun bermimpi dapat pergi ke luar angkasa dan singgah di bulan. Lalu impian itu menjadi kenyataan setelah ia berhasil membuat SpaceShipOne, sebuah pesawat super cepat luar angkasa pertama di dunia. Kelima, tanyakan pada orang lain tentang potensi yang kita miliki sebenarnya. Agar penilaian yang diberikan lebih bersifat objektif. Terkadang orang lain atau orang terdekat kita lebih mengetahui tentang kemampuan kita ketimbang diri kita sendiri. Keenam, kenalilah aktivitas apa yang paling cepat kita pelajari. Missal suatu keterampilan yang mudah sekali kita mengerti setelah dipelajari, kemudian kita bisa menekuninya sepenuh hati. Ketujuh, kenalilah kecerdasan berganda. Tentu kita sudah mengenal 8 kecerdasan yang sering didengung-dengungkan Profesor Howard Gardner. Kecerdasan linguistic, visual-spasial, intrapersonal, interpersonal, logic-matematik, bodi-kinestetik, musical, dan naturalis. Dari situlah kita bisa mengenal potensi kita yang sesungguhnya. Terakhir, dengan metode kartu panggilan. Yakni mengelompokkan aktivitas-aktivitas yang kita lakukan dalam tiga kelompok. Kelompok pertama, aktivitas yang sesuai potensi. Kelompok kedua, aktivitas yang meragukan. Kelompok ketiga, aktivitas yang tidak sesuai dengan potensi. Lalu carilah dari kelompok pertama aktivitas yang palings sering dilakukan dan kita menyukainya. Begitulah. Jika kita telah mengenal potensi kita, maka tugas selanjutnya adalah mengoptimalkannya hingga kemudian lahirlah karya-karya luar biasa yang membuat dunia takjub dan terpesona. Selamat mencoba!
Sumber: Rafif Amir Ahnaf
Seorang bunda Helvy Tiana Rosa misalnya, yang potensi menulisnya telah tampak sejak kelas 3 SD, kemudian ditekuni, digali, dilatih untuk kemudian mencapai tingkat ahli dan mahir sehingga lahirlah karya-karya fenomenal dari tangannya. Karya yang menginspirasi jutaan manusia untuk menjadi lebih baik. Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) adalah salah satunya. KMGP adalah maha karya yang lahir dari sebuah perjuangan menekuni potensi. Tentu saja hal itu terjadi setelah beliau mengetahui dengan pasti bahwa potensi terbesarnya adalah menulis! Tentu saja kita tidak harus menjadi seperti HTR.
Ini hanyalah sebagai contoh saja. Namun yang ingin saya tekankan adalah pentingnya berkarya dengan potensi yang ada dalam diri kita. Kita biasa mengenalnya sebagai bakat. Tapi saya lebih suka menyebutnya sebagai potensi, suatu pemberian Dzat yang Maha Tinggi kepada tiap manusia berupa kemampuan melakukan sesuatu yang lebih dalam suatu bidang tertentu. Lalu muncul pertanyaan, bagaimana jika kita tidak mengenali potensi kita? Sebelum membahasnya lebih jauh, saya ingin mengatakan bahwa tiap orang memiliki potensi berbeda. Ada yang berpotensi dalam bidang tarik suara, dalam bidang olahraga tertentu, dan sebagainya. Setelah memahami hal itu, marilah kita cari potensi diri kita yang sebenarnya.
Muhammad Musrofi dalam bukunya 5 Langkah Melahirkan MahaKarya menyebutkan bahwa ada 8 cara untuk mengenal potensi diri kita. Pertama, kenalilah aktivitas apa yang paling kita cintai. Maka disanalah terdapat potensi luar biasa kita. Aktivitas yang selalu ingin kita lakukan baik dalam keadaan lapang ataupun sempit. Kedua, kenalilah aktivitas apa yang paling membuat kita begitu asyik. Seolah tanpa bosan melakukannya berlama-lama. Begitu enjoy dan tanpa beban ketika sedang mengerjakannya.
Ketiga, kenalilah aktivitas apa yang paling mudah dan cermerlang yang bias kita lakukan. Biasanya jika kita melakukan aktivitas itu akan bersemangat dan merasa tidak kesulitan. Keempat, kenalilah aktivitas yang menjadi impian sejak lama. Sebuah potensi terkadang berasal dari impian masa kecil yang menggerakkan alam bawah sadar untuk mewujudkannya. Seperti Burt Rutan yang ketika masih berusia 14 tahun bermimpi dapat pergi ke luar angkasa dan singgah di bulan. Lalu impian itu menjadi kenyataan setelah ia berhasil membuat SpaceShipOne, sebuah pesawat super cepat luar angkasa pertama di dunia. Kelima, tanyakan pada orang lain tentang potensi yang kita miliki sebenarnya. Agar penilaian yang diberikan lebih bersifat objektif. Terkadang orang lain atau orang terdekat kita lebih mengetahui tentang kemampuan kita ketimbang diri kita sendiri. Keenam, kenalilah aktivitas apa yang paling cepat kita pelajari. Missal suatu keterampilan yang mudah sekali kita mengerti setelah dipelajari, kemudian kita bisa menekuninya sepenuh hati. Ketujuh, kenalilah kecerdasan berganda. Tentu kita sudah mengenal 8 kecerdasan yang sering didengung-dengungkan Profesor Howard Gardner. Kecerdasan linguistic, visual-spasial, intrapersonal, interpersonal, logic-matematik, bodi-kinestetik, musical, dan naturalis. Dari situlah kita bisa mengenal potensi kita yang sesungguhnya. Terakhir, dengan metode kartu panggilan. Yakni mengelompokkan aktivitas-aktivitas yang kita lakukan dalam tiga kelompok. Kelompok pertama, aktivitas yang sesuai potensi. Kelompok kedua, aktivitas yang meragukan. Kelompok ketiga, aktivitas yang tidak sesuai dengan potensi. Lalu carilah dari kelompok pertama aktivitas yang palings sering dilakukan dan kita menyukainya. Begitulah. Jika kita telah mengenal potensi kita, maka tugas selanjutnya adalah mengoptimalkannya hingga kemudian lahirlah karya-karya luar biasa yang membuat dunia takjub dan terpesona. Selamat mencoba!
Sumber: Rafif Amir Ahnaf
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Thursday, January 21, 2010
8 Cara Mengenal Potensi Diri
“Tidak ada orang yang paling menderita, melebihi orang yang tumbuh tidak menjadi dirinya sendiri, tumbuh tidak menjadi jasadnya sendiri, dan tidak menjadi pikirannya sendiri” (‘Aidh Al Qarni) Jika kita mencermati kalimat tersebut, maka seakan-akan ‘Aidh Al-Qarni hendak mengatakan satu hal kepada kita bahwa kunci kebahagiaan terletak pada seberapa besar kita mengenal diri sendiri, dan mengoptimalkan apa yang kita miliki tersebut menjadi sebuah kerja. Menjadi diri sendiri dengan mengenali potensi yang telah dianugerahkan Allah kepada kita. Menjadi diri sendiri dengan mengembangkan keunikan diri. Karena Allah telah menghujamkan potensi yang berbeda pada tiap manusia untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya hingga menghasilkan karya-karya luar biasa.
Seorang bunda Helvy Tiana Rosa misalnya, yang potensi menulisnya telah tampak sejak kelas 3 SD, kemudian ditekuni, digali, dilatih untuk kemudian mencapai tingkat ahli dan mahir sehingga lahirlah karya-karya fenomenal dari tangannya. Karya yang menginspirasi jutaan manusia untuk menjadi lebih baik. Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) adalah salah satunya. KMGP adalah maha karya yang lahir dari sebuah perjuangan menekuni potensi. Tentu saja hal itu terjadi setelah beliau mengetahui dengan pasti bahwa potensi terbesarnya adalah menulis! Tentu saja kita tidak harus menjadi seperti HTR.
Ini hanyalah sebagai contoh saja. Namun yang ingin saya tekankan adalah pentingnya berkarya dengan potensi yang ada dalam diri kita. Kita biasa mengenalnya sebagai bakat. Tapi saya lebih suka menyebutnya sebagai potensi, suatu pemberian Dzat yang Maha Tinggi kepada tiap manusia berupa kemampuan melakukan sesuatu yang lebih dalam suatu bidang tertentu. Lalu muncul pertanyaan, bagaimana jika kita tidak mengenali potensi kita? Sebelum membahasnya lebih jauh, saya ingin mengatakan bahwa tiap orang memiliki potensi berbeda. Ada yang berpotensi dalam bidang tarik suara, dalam bidang olahraga tertentu, dan sebagainya. Setelah memahami hal itu, marilah kita cari potensi diri kita yang sebenarnya.
Muhammad Musrofi dalam bukunya 5 Langkah Melahirkan MahaKarya menyebutkan bahwa ada 8 cara untuk mengenal potensi diri kita. Pertama, kenalilah aktivitas apa yang paling kita cintai. Maka disanalah terdapat potensi luar biasa kita. Aktivitas yang selalu ingin kita lakukan baik dalam keadaan lapang ataupun sempit. Kedua, kenalilah aktivitas apa yang paling membuat kita begitu asyik. Seolah tanpa bosan melakukannya berlama-lama. Begitu enjoy dan tanpa beban ketika sedang mengerjakannya.
Ketiga, kenalilah aktivitas apa yang paling mudah dan cermerlang yang bias kita lakukan. Biasanya jika kita melakukan aktivitas itu akan bersemangat dan merasa tidak kesulitan. Keempat, kenalilah aktivitas yang menjadi impian sejak lama. Sebuah potensi terkadang berasal dari impian masa kecil yang menggerakkan alam bawah sadar untuk mewujudkannya. Seperti Burt Rutan yang ketika masih berusia 14 tahun bermimpi dapat pergi ke luar angkasa dan singgah di bulan. Lalu impian itu menjadi kenyataan setelah ia berhasil membuat SpaceShipOne, sebuah pesawat super cepat luar angkasa pertama di dunia. Kelima, tanyakan pada orang lain tentang potensi yang kita miliki sebenarnya. Agar penilaian yang diberikan lebih bersifat objektif. Terkadang orang lain atau orang terdekat kita lebih mengetahui tentang kemampuan kita ketimbang diri kita sendiri. Keenam, kenalilah aktivitas apa yang paling cepat kita pelajari. Missal suatu keterampilan yang mudah sekali kita mengerti setelah dipelajari, kemudian kita bisa menekuninya sepenuh hati. Ketujuh, kenalilah kecerdasan berganda. Tentu kita sudah mengenal 8 kecerdasan yang sering didengung-dengungkan Profesor Howard Gardner. Kecerdasan linguistic, visual-spasial, intrapersonal, interpersonal, logic-matematik, bodi-kinestetik, musical, dan naturalis. Dari situlah kita bisa mengenal potensi kita yang sesungguhnya. Terakhir, dengan metode kartu panggilan. Yakni mengelompokkan aktivitas-aktivitas yang kita lakukan dalam tiga kelompok. Kelompok pertama, aktivitas yang sesuai potensi. Kelompok kedua, aktivitas yang meragukan. Kelompok ketiga, aktivitas yang tidak sesuai dengan potensi. Lalu carilah dari kelompok pertama aktivitas yang palings sering dilakukan dan kita menyukainya. Begitulah. Jika kita telah mengenal potensi kita, maka tugas selanjutnya adalah mengoptimalkannya hingga kemudian lahirlah karya-karya luar biasa yang membuat dunia takjub dan terpesona. Selamat mencoba!
Sumber: Rafif Amir Ahnaf
Seorang bunda Helvy Tiana Rosa misalnya, yang potensi menulisnya telah tampak sejak kelas 3 SD, kemudian ditekuni, digali, dilatih untuk kemudian mencapai tingkat ahli dan mahir sehingga lahirlah karya-karya fenomenal dari tangannya. Karya yang menginspirasi jutaan manusia untuk menjadi lebih baik. Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) adalah salah satunya. KMGP adalah maha karya yang lahir dari sebuah perjuangan menekuni potensi. Tentu saja hal itu terjadi setelah beliau mengetahui dengan pasti bahwa potensi terbesarnya adalah menulis! Tentu saja kita tidak harus menjadi seperti HTR.
Ini hanyalah sebagai contoh saja. Namun yang ingin saya tekankan adalah pentingnya berkarya dengan potensi yang ada dalam diri kita. Kita biasa mengenalnya sebagai bakat. Tapi saya lebih suka menyebutnya sebagai potensi, suatu pemberian Dzat yang Maha Tinggi kepada tiap manusia berupa kemampuan melakukan sesuatu yang lebih dalam suatu bidang tertentu. Lalu muncul pertanyaan, bagaimana jika kita tidak mengenali potensi kita? Sebelum membahasnya lebih jauh, saya ingin mengatakan bahwa tiap orang memiliki potensi berbeda. Ada yang berpotensi dalam bidang tarik suara, dalam bidang olahraga tertentu, dan sebagainya. Setelah memahami hal itu, marilah kita cari potensi diri kita yang sebenarnya.
Muhammad Musrofi dalam bukunya 5 Langkah Melahirkan MahaKarya menyebutkan bahwa ada 8 cara untuk mengenal potensi diri kita. Pertama, kenalilah aktivitas apa yang paling kita cintai. Maka disanalah terdapat potensi luar biasa kita. Aktivitas yang selalu ingin kita lakukan baik dalam keadaan lapang ataupun sempit. Kedua, kenalilah aktivitas apa yang paling membuat kita begitu asyik. Seolah tanpa bosan melakukannya berlama-lama. Begitu enjoy dan tanpa beban ketika sedang mengerjakannya.
Ketiga, kenalilah aktivitas apa yang paling mudah dan cermerlang yang bias kita lakukan. Biasanya jika kita melakukan aktivitas itu akan bersemangat dan merasa tidak kesulitan. Keempat, kenalilah aktivitas yang menjadi impian sejak lama. Sebuah potensi terkadang berasal dari impian masa kecil yang menggerakkan alam bawah sadar untuk mewujudkannya. Seperti Burt Rutan yang ketika masih berusia 14 tahun bermimpi dapat pergi ke luar angkasa dan singgah di bulan. Lalu impian itu menjadi kenyataan setelah ia berhasil membuat SpaceShipOne, sebuah pesawat super cepat luar angkasa pertama di dunia. Kelima, tanyakan pada orang lain tentang potensi yang kita miliki sebenarnya. Agar penilaian yang diberikan lebih bersifat objektif. Terkadang orang lain atau orang terdekat kita lebih mengetahui tentang kemampuan kita ketimbang diri kita sendiri. Keenam, kenalilah aktivitas apa yang paling cepat kita pelajari. Missal suatu keterampilan yang mudah sekali kita mengerti setelah dipelajari, kemudian kita bisa menekuninya sepenuh hati. Ketujuh, kenalilah kecerdasan berganda. Tentu kita sudah mengenal 8 kecerdasan yang sering didengung-dengungkan Profesor Howard Gardner. Kecerdasan linguistic, visual-spasial, intrapersonal, interpersonal, logic-matematik, bodi-kinestetik, musical, dan naturalis. Dari situlah kita bisa mengenal potensi kita yang sesungguhnya. Terakhir, dengan metode kartu panggilan. Yakni mengelompokkan aktivitas-aktivitas yang kita lakukan dalam tiga kelompok. Kelompok pertama, aktivitas yang sesuai potensi. Kelompok kedua, aktivitas yang meragukan. Kelompok ketiga, aktivitas yang tidak sesuai dengan potensi. Lalu carilah dari kelompok pertama aktivitas yang palings sering dilakukan dan kita menyukainya. Begitulah. Jika kita telah mengenal potensi kita, maka tugas selanjutnya adalah mengoptimalkannya hingga kemudian lahirlah karya-karya luar biasa yang membuat dunia takjub dan terpesona. Selamat mencoba!
Sumber: Rafif Amir Ahnaf
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment